BUSER NEWS, JAKARTA – Narkoba zat berbahaya yang dapat merusak sistem saraf. Mengakibatkan perubahan perilaku, persepsi, serta bisa berpotensi menjadi ketergantungan pada zat berbahaya tersebut. Reaksinya mengacam kesehatan individi serta masyarakat. Berkaitan dengan itu, untuk peringati Hari Anti Narkoba Internasional 2025, Lintas Corruption Watch (LCW) adakan Seminar dan Dialog Interaktif, tentang Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba di dunia Pendidikan dan Masyarakat dengan tema “Generasi Muda Indonesia Emas Sehat dan Berprestasi Tanpa Narkoba”, pada hari Kamis 26 Juni 2025 bertempat di Tavia Haritage Hotel Jakarta Pusat.
Hadir dalam kesempatan itu, Pimpinan Redaksi Media LCW yang juga selaku Ketua Penyelenggara Peter M Siahaya SE, L. Reimon Soumahuw Pemimpin Umum Media LCW, Ketua Umum GPIB Ir. Agung Karang, Ketua Umum MIO AYS Prayogie, Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edy Purdijatno, Laksamana Pertama Dr. Dwi Hartono, S.Pd, MAP, M.TR.OPSLA, Kombes Pol Heru Suprihasto SH,MH, Dan Para Undangan Lainnya.
Acara tersebut dibuka tepat pukul 10.00 WIB, diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan sambutan Ketua Penyelenggara Peter M Siahaya SE, yang menyampaikan ucapan terimkasih, atas kehadiran para Nara Sumber dan peserta seminar. “Atas nama Panitia Pelaksana, saya ucapkan terima kasih kepada Narasumber, kepada semua Panitia, sehingga kegiatan seminar ini dapat terlaksana,” ujarnya.
Laporan dari ketua penyelenggara, bahwa seminar itu diikuti oleh sekitar 100 orang peserta yang terdiri dari Taruna Sekolah Tinggi Ilmi Pelayaran Jakarta, berikut pendampingnya, Taruna Politeknik Pelayaran Banten berikut pendamping, Mahasiswa, GPIB, Pelajar dan masyarakat umum “Semoga kegiatan seminar hari ini yang dilaksanakan Media LCW, akan bermanfaat, baik untuk pribadi, keluarga dan masyarakat,” harapnya.
Kegiatan Seminar, dibuka langsung oleh Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno. Dalam sambutannya, Tedjo Edhy menyoroti masalah penggunaan narkoba telah meningkat secara signifikan diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
“Dampak buruk dan ancamannya, tidak hanya dirasakan oleh pemakai, tetapi juga oleh keluarga, lingkungan dan sistem kesehatan secara menyeluruh,” ucapnya.
Ia juga mengatakan, bahwa penggunaan barkoba, dapat menimbulkan berbagai konsekuensi negative, mulai dari gangguan fisik, mental, hingga sosial. “Ketergantungan pada zat berbahaya itu, menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh manusia, memperburuk kondisi kesehatan mental, hingga memicu perilaku yang berdampak buruk bagi kehidupan,” lanjutnya.
Usai dibuka, acara yang dinanti itu, dilanjutkan dengan Seminar dan Dialog Interaktif. Sebagai pembicara perdana disampaikan oleh Laksamana Pertama Dr. Dwi Hartono,S.Pd, MAP, M.TR. OPSLA, kemudian oleh Kombes Pol Heru Suprihasto, SH.MH serta Dr. Ilyas Indra, SH.MH. dengan moderator Ketua Umum MIO, AYS Prayogie.
Dalam Paparannya, Dwi Hartono mengatakan Psikotropika adalah zat yang bekerja pada sistem saraf pusat, yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. “Ada beberapa contoh psikotropika, diantaranya Amfetamin, yang seharusnya digunakan untuk mengobati gangguan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), namun seringkali disalahgunakan pemakaiannya, karena zat di dalam Amfetamim terdapat efek stimulan yang kuat.
Selanjutnya, ada Ekstasi (MDMA). Ekstasi ini dikenal dengan efek Euforianya, dan pengunaan yang berlebih menyebabkan kerusakan otak dan masalah kesehatan lainnya,” ujarnya.
Selain itu, penggunaan Narkotik ini, dapat memberikan dampak berbahaya pada kesehatan fisik, mental dan sosial. “Penggunaan jangka panjang, Narkoba ini, dapat merusak organ vital seperti hati, jantung dan paru. Pengaruh pada kesehatan mental, dapat memicu dan memperparah gangguan mental seperti depresi, kecemasan dan psikologis,” tegasnya.
Sementara, Kombes Pol Heru Suprihasto, dalam paparannya bahwa, narkoba harus dijauhi, karena hingga kini, pecandu narkoba belum ada obat khusus untuk mengatasinya. “Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan orang ketergantungan Narkoba, yang ada hanya untuk pemulihan. Oleh karena itu jauhi narkoba dan jaga kesehatan diri, keluarga dan dukung mereka yang membutuhkan bantuan untuk melepaskan diri dari cengkraman narkoba,” pintanya.
Acara sesi kedua setelah ISOMA dipimpin Binsar Siagian, SH dengan narasumber Dik Dik Kusnadi, Bc.IP., S.Sos., MM dan Prof. Dr. H. Fachrudin Arbah M, Pd. Diujung acara ada launching buku Gerakan Anti Narkoba kerjasama IPJI, MIO dan GPIB yang dirangkai dengan MoU. Dilanjutkan pembagian plakat kepada para Nara sumber, tamu undangan khusus.
Turut hadir dalam acara tersebut Eko Yoelianto, SH Pimpinan Redaksi Target News, H.M.Tayeb Ibrahim, SH.MH, Pimpinan Redaksi Bhayangkara Magazine, Anto Suroto Ketua Umum APIKI, Ir. Agung Karang Ketua Umum GPIB, Taufiq Rahman, SH, S.Sos., Christy Andrini, MSi.Kom, Dr.Raden Djoko Gunawan MS.I, Dr. Mudji Sabar, MBA, CMA, Heri Soelaiman, Chandra Nasution Pemimpin Umum Media NCW dan Wahyudi Effendi Tabloid Mitrapol.